Musik memiliki kekuatan untuk menggerakkan kita, untuk menggerakkan emosi kita, dan memaksa kita untuk mengambil tindakan. Namun, banyak penulis lagu berjuang dengan tantangan bersama: menciptakan lagu yang secara teknis sehat tetapi gagal beresonansi secara emosional dengan pendengar. Di era digital saat ini, di mana platform streaming mendominasi dan 100.000+ lagu sehari diunggah, hubungan emosionalnya lebih penting dari sebelumnya.
Penulisan lagu adalah kerajinan yang rumit, dan seringkali, fokus kami terletak pada skema sajak, membuat melodi yang menarik, dan menemukan judul yang menarik. Namun, hanya berfokus pada aspek -aspek teknis ini dapat menghasilkan musik yang tidak memiliki inti emosional yang penting. Inti ini diperlukan untuk menginspirasi pendengar untuk menambahkan lagu ke daftar putar mereka atau untuk menekan tombol replay. Kebenaran yang sederhana adalah bahwa keberhasilan lagu Anda bergantung pada membangkitkan respons emosional yang tinggi dari audiens Anda.
Kekuatan Koneksi Pribadi
Lagu -lagu seperti “seseorang yang Anda cintai” yang berasal dari hasrat dan pengalaman pribadi cenderung memiliki dampak emosional yang lebih besar. Ketika Anda menulis tentang sesuatu yang benar -benar Anda sayangi, apakah itu keluarga Anda, perjuangan pribadi, atau pengalaman mendalam yang Anda miliki, keaslian itu diterjemahkan ke dalam musik. Pendengar dapat merasakan perbedaan antara lagu yang merupakan fiksi belaka dan narasi yang menyentuh hati kecuali Anda telah menyempurnakan kemampuan untuk secara efektif menempatkan diri Anda pada “sepatu emosional” orang lain dan menulis hal -hal yang tidak didasarkan pada pengalaman Anda dengan cara yang otentik.
Keaslian adalah detak jantung dari musik yang resonan secara emosional. Lagu mungkin memiliki cerita keren atau judul yang menarik, tetapi jika itu tidak berasal dari tempat yang benar -benar penuh minat, itu sering menjadi datar. Pemutusan emosional menjadi jelas, dan lagu itu gagal meninggalkan kesan abadi.
Mendefinisikan 'furnitur' dalam penulisan lagu
Dalam penulisan lagu, 'furnitur' mengacu pada detail dan citra nyata yang menciptakan visual dalam pikiran pendengar saat mereka mendengarkan lagu. Ini adalah kata benda dan gambar yang dapat 'dilihat oleh pendengar', elemen -elemen yang mengatur adegan dan memberikan konteks.
'Furnitur' dalam lagu Anda harus mendukung dan meningkatkan narasi emosional, tidak mengurangi itu. Misalnya, truk Ford biru tua hanyalah kendaraan kecuali Anda mengikatnya dengan beberapa kenangan emosional atau pengalaman yang melibatkan truk. Misalnya, jika truk itu diberikan kepada ayah Anda ketika dia berusia 16 dan ayah Anda memberikannya kepada Anda ketika Anda berusia 16 tahun, truk itu tiba -tiba memiliki emosi yang melekat padanya. Ini adalah sesuatu yang istimewa yang diturunkan dari generasi ke generasi dalam keluarga Anda! Rincian seperti itu menjangkar emosi lagu, membuatnya menyenangkan dan berdampak.
Teknik yang kuat dalam penulisan lagu adalah untuk menunjukkan kepada pendengar sesuatu dan kemudian memberi tahu mereka mengapa itu penting. Bolak-balik antara citra visual dan signifikansi emosional ini membuat pendengar tetap terlibat dan berinvestasi dalam kisah lagu.
Sementara citra yang jelas dapat memikat pendengar, sangat penting untuk menghubungkan gambar -gambar ini dengan emosi penyanyi. Lagu yang diisi dengan gambar -gambar hebat yang tidak memiliki konteks emosional dapat membuat pendengar bingung dan terputus dari pesan lagu yang sebenarnya. Buku “Building Song” dapat membantu Anda belajar menyeimbangkan elemen -elemen liris ini.
Mengambil suhu emosional
Setelah menulis dan mengedit lagu, luangkan waktu sejenak untuk menilai dampak emosinya. Nilai lagu pada skala dari 1 hingga 10, dengan 10 menjadi tingkat emosi tertinggi. Jujurlah dengan diri sendiri tentang hasrat dan perasaan yang telah Anda tulis ke dalam lagu tersebut. Saya memulai proses ini dengan mengitari atau menyoroti kata -kata dalam lagu saya yang menyampaikan emosi dengan jelas. Misalnya, jika saya memiliki garis yang menyebutkan “air mata ketakutan”, saya dengan jelas menyampaikan bahwa orang tersebut takut. Setelah saya mencatat semua komunikasi emosional langsung, saya melihat untuk melihat apakah saya telah menyampaikan emosi dengan cara lain yang kurang langsung. Contohnya mungkin adalah “sepatu bot kerja yang usang ayah”. Garis itu tidak secara langsung mengatakan kata yang emosional, tetapi itu menyampaikan bahwa Ayah bekerja keras untuk menyediakan bagi keluarga dan memberi kita perasaan hangat terhadap ayah pekerja keras ini.
Mendapatkan umpan balik dari individu yang tepercaya juga dapat memberikan wawasan yang berharga tentang konten emosional lagu Anda. Mintalah seseorang yang Anda percayai untuk menilai emosi yang mereka rasakan dari lagu dan menggunakan tanggapan mereka untuk memperbaiki dan meningkatkan kedalaman emosional.
Emosi dalam musik tidak terbatas pada kesedihan atau cinta. Ini mencakup berbagai perasaan, termasuk kegembiraan, humor, nostalgia, dan banyak lagi. Lagu dapat membuat pendengar tertawa, menari, atau bernyanyi bersama ketika dibuat dengan hati dan kebenaran.
“Red Solo Cup” Toby Keith adalah contoh yang sangat baik dari lagu dengan hati. Ini lucu, menyenangkan, dan mengundang pendengar untuk bergabung dalam kesenangan. Lagu ini menunjukkan bahwa emosi dapat diekspresikan dengan berbagai cara, yang semuanya dapat menciptakan hubungan yang kuat dengan penonton.
Menulis lagu yang secara emosional beresonansi dengan pendengar adalah upaya yang menantang tetapi bermanfaat. Dengan berfokus pada keaslian, menggunakan 'furnitur' secara efektif, menunjukkan kepentingan emosional, dan menilai dampak emosional, penulis lagu dapat menciptakan musik yang tidak hanya terdengar bagus tetapi juga terasa enak. Ingat, inti dari sebuah lagu adalah apa yang akhirnya menggerakkan orang.
Tuliskan! ~ Md